CERPEN tiba-tiba cinta datang
Tiba-tiba Cinta Datang
Adella
Intan Pertiwi
|
P
|
agi
yang indah. Tapi, sangat sulit kulangkahkan kaki menuju sekolah. Bagaimana
tidak, ini adalah hari pertama aku masuk sekolah setelah pindah dari sekolah
kesayanganku dulu. Aku harus bertemu dengan orang-orang
asing dan mulai bergaul dengan mereka, bagiku itu sangat sulit dilakukan karena
aku tidak mudah bergaul. Andaikan saja ayahku tidak pindah kerja ke kantor
cabangnya di Jakarta ini, pasti hari ini aku sudah semangat masuk sekolah.
“Aw,
sakit....” Kataku sambil merintih kesakitan.
“Hei
maaf ya, aku tidak sengaja. Aku lagi buru-buru nih. “
“Iya.
Aku tidak apa-apa.” Kataku sambil melihat itu cowok itu
pergi.
Lagi
asik-asik melamun menatapi sekolah, eh tiba-tiba ada yang nabrak belakangku,
apa dia tidak melihat badanku yang sebesar ini. Mungkin, matanya rabun jauh.
Setelah
ada kecelakaan kecil tadi, aku pun berjalan menuju ke ruang kepala sekolah
untuk menanyakan aku masuk dikelas mana dan sekalian minta diantarkan, maklum
murid baru masih malu-malu. aku pun menuju kelas baru bersama kepala sekolah.
Kelas XI MIPA B iya itu adalah kelasku yang baru. Aku pun memperkenalkan diri.
“Selamat
pagi semua...” (sambil tersenyum manis dihadapan
mereka)
“Perkenalakan
namaku Adella Permata. Kalian bisa memanggilku adel. Aku pindahan dari SMA
cendrawasih di Bandung. Aku pindah kesini karena ayahku pindah kerja di
Jakarta.Terima kasih semoga kita bisa berteman ya?“
Kataku sambil memberikan senyum kepada mereka.
Setelah
berkenalan, aku hanya bisa terdiam melihat situasi yang ada dikelas, bagai bumi
dan langit. Mereka terlihat seperti orang kaya semua, ceweknya cantik semua dan
cowoknya juga ganteng semua.Mungkin sangat sulit bagiku untuk bergaul bersama
mereka dengan penampilan aku yang biasa-biasa aja. Eh... itu kan cowok tadi
yang nabrakku! Kok dia ada disini sih? Berarti aku sekelas denganya. Semoga
saja aku bisa berteman dengannya.
“Nak
silahkan duduk dikursi yang kosong itu.” Kata guru itu
sambil menujukkan kursi kosong tersebut.
“Iya
bu. Terima kasih” Kataku sambil tersenyum kepada guru
tersebut.
Hal
yang paling aku benci kalau pindah sekolah adalah dapat kursi kosong terus
duduk paling belakang. Huftt... tapi aku beruntung hahaha disampingku ada cowok
yang nabrak aku tadi pagi. Ternyata dia sungguh tampan dan kulitnya putih kalah
dengan aku yang berkulit sawo matang.
Kring..kring...kring...
Bel
sekolahpun berbunyi dengan lantang. Semua orang yang berada di kelas sudah
berhamburan keluar menuju kantin kecuali aku, perempuan didepan mejaku dan
cowok yang ada disebelahku. Ah.. aku lupa! Aku belum kenalan sama cowok ini.
Hai... baru saja aku mau manggil cowok itu, ehh ada yang nyebut namaku.
“Hai,nama
kamu adel kan? Perkenalakan nama aku sherin malvela, panggil saja sherin.” (sambil tersenyum)
“Iya
namaku adel. Hai sherin! “ Balasku sambil tersenyum
“Mungkin
kita bisa menjadi teman hehe. Ayo kita ke kantin!“
Katanya, sambil menarik tanganku keluar kelas.
“Senang
bisa berteman denganmu sherin. Pas banget aku juga mau kekantin hehe.“ jawabku sambil berjalan dengannya.
Sembari
aku dan sherin berjalan keluar kelas menuju kantin, aku menoleh kebelakang. Kok
cowok itu tidak kekantin ya? Dan dia cuma asik membaca novel yang tebal itu.
Kalau aku disuruh memilih antara membaca novel yang tebal dengan makan
dikantin, sudah jelas aku memilih makan dikantin hahaha.
“Hei,
adel apa yang kamu lihat?” kata Sherin yang membuatku
terkejut.
“Ha?
Hehehe.. itu cowok kenapa ya kok tidak pergi ke kantin?”
tanyaku sambil kebingungan
“Oh...
dia itu namanya Kevin Alpino. Orangnya emang seperti itu, aku juga tidak tahu
kenapa. Kamu harus sabar sama dia ya? apalagi kamu duduk sebelahan sama dia.” Balas Sherin dengan ekspresi serius.
“Emang
kenapa sher?“ tanyaku. Yang sangat penasaran.
“Dia
itu orangnya pendiam banget, kamu yang harus memulai pembicaraan kalau ingin
bicara sama dia, tetapi terkadang dia sama sekali tidak menghiraukan orang
lain, sifatnya sangat dingin.“ Jawab, sherin sambil
berbisik kepadaku.
“Oh..
begitu ya? Tapi aku pasti bisa berteman dengannya! hehehe..” Kataku,
dengan percaya diri karena tidak percaya dengan yang dikatakan Sherin.
“Aku
beritahu ya adel. Kevin itu cowok paling ganteng dikelas ini dan dia selalu
mendapat juara pertama. Mungkin sulit bagimu untuk bisa berteman dengannya.“ Balas sherin untuk meyakinkan diriku.
“Oh...
begitu ya.“ Jawabku, yang tidak terlalu menghiraukan
apa yang dikatakan Sherin tentang cowok itu.
Sambil
mengobrol dengan Sherin akhirnya kami sampai tujuan yaitu Kantin. Aku dan
Sherin akhirnya memilih tempat duduk dan
makan bersama. Sambil ngobrol-ngobrol berbagi pengalaman. Sherin ternyata
orangnya baik dan kalau diajak bicara juga enak. Syukurlah aku bisa dapat teman
yang baik di hari pertama masuk sekolah.
15
menit kemudian...
Bel
pun akhirnya berbunyi. Aku dan Sherin segera menuju ke kelas. Sekarang waktunya
kami menggati seragam putih abu-abu menjadi baju olahraga. Yee ! Ini adalah
salah satu pelajaran favoritku dan hari ini pelajarannya tentang bola basket.
Di lapangan sudah dibagi antara cowok dan cewek, yang main pertama adalah tim
cowok. Aku hanya berdiri melihat mereka bermain. Cowok yang tadi pagi nabrak
aku. Eh namanya Kevin. Dia sungguh keren saat bermain basket dan dia selalu
berhasil memasukkan bola ke dalam ring. Namun, ketika aku lagi semangat melihat
kevin main bola basket, tiba-tiba.. brukk!!
Sekitar
kepalaku pusing dan semuanya menjadi gelap.
Sambil
membuka mataku perlahan, entah mengapa sekarang aku sudah berada di ruang UKS,
dan disampingku sudah ada Sherin dan Kevin.
“Hei
adel! Syukurlah kamu sekarang sudah bangun.” Kata
Sherin sambil memperlihatkan ekspresi senang.
“Emangnya
tadi aku kenapa sher?” Tanyaku, karena aku lupa apa
yang terjadi denganku.
“Tadi
kamu itu kena lemparan bola basket sama Kevin. “ Kata
sherin sambil melirik ke Kevin
“Oh...
begitu ya, aku baru ingat hehehe.” Kataku sambil
mengingat kejadian tadi
“Oh
ya adel, aku kekelas dulu ya.Sekarang waktu pelajaran bahasa indonesia. Hei
Kevin! Bicaralah sama adel ya, aku mau ke kelas.” Kata
sherin sambil meninggalkan kami berdua di ruang UKS.
5
menit kemudian..masih hening.
10
menit kemudian, akhirnya itu cowok membuka mulutnya. Aku sungguh penasaran
kenapa cowok seganteng dia mau bicara saja susah banget.
“Hai
adel? Aku mau minta maaf sama kamu karena sudah buat kamu jadi pingsan.” kata Kevin sambil menampakan ekspresi khawatir.
“Hehehe
iya-iya aku maafin kok.” Kataku sambil tersenyum manis
“Terima
kasih ya? Oh iya aku mau kekelas, kamu mau tidak aku antarkan kekelas juga?
tapi, kalau kepala kamu masih pusing kamu bisa tidur disini sampai pulang sekolah
nanti.” Katanya sambil tersenyum
“Iya
sama-sama kev! Mungkin lebih baik aku kekelas daripada di sini membuat aku
merasa bosan hehehe.” Kataku sambil beranjak dari
kasur.
Namun,
setelah aku berdiri dan berjalan selangkah badanku kurang seimbang yang hampir
saja membuatku jatuh ke lantai.Tetapi, untung saja ada kevin dari belakang
membantuku berdiri dan membantuku berjalan menuju kelas.Tidak kusangka, awalnya
kukira dia adalah seorang yang tidak peduli sama orang lain dan bersifat dingin
seperti yang dikatakan sherin tadi pagi waktu istirahat. Mungkin sekarang aku
harus mengubah pikiranku tentang dia yang bersifat dingin itu. Dalam situasi
seperti ini dia sangat baik, bahkan aku tidak percaya dia bisa tersenyum
kepadaku tadi. Dan lebih baiknya, dia ngantarin aku dari ruang UKS sampai ke
kelas sambil memegang lengan tanganku.
Semenjak
kejadian itu, aku sekarang bisa berteman baik dengannya. Memang sih, awalnya
aku yang maksa dia bicara sama aku dan cara-cara lainnya sampai aku bisa
berteman dengannya. Mungkin tuhan telah menerima doaku untuk bsa berteman
dengan cowok itu “Kevin”
hahaha.
Hari
demi hari aku jalani disekolah ini dengan teman-teman baru, banyak sekali
pengalaman yang aku rasakan disini. Aku juga punya sahabat yang baik seperti
Sherin, bukan Cuma Sherin sekarang sudah nambah yaitu Kevin dan Kris.Mereka
adalah dua orang cowok yang ganteng dan salah satu dari mereka telah menjadi
pacar sahabat baikku ia adalah Kris. Beruntung sekali Sherin bisa mendapat
cowok seganteng dan sebaik Kris. huhuhu, kapan ya aku bisa dapat cowok seperti
Kris? tanpa sadar aku sedang melamun, untung saja ada Sherin mengejutkan
jantungku haha. Dan sialnya aku sudah kehilangan 15 menit pelajaran matematika
gara-gara aku melamun, namun itu tidak masalah bagiku karena aku sangat benci
pelajaran matematika.
Sebelum
guru pelajaran matematika keluar kelas, dia memberikan tugas kelompok kepada
kami dan membagi kelompok. Tugas tersebut harus dikumpul besok. Aku sangat
beruntung karena kelompokku adalah
Sherin, Kevin dan Kris. Kami berempat mulai berdiskusi menentukan di
rumah siapa belajar kelompoknya nanti. Dan akhirnya kami putuskan belajar
kelompok dirumah Kevin.
Setelah,
bel sekolah berbunyi dan waktunya pulang kami berempat bergegas menuju rumah
Kevin dengan berjalan kaki. Namun, tiba-tiba sherin dapat telepon dari papanya
kalau mamanya masuk rumah sakit karena terkena malaria dan harus dirawat
disana. Dan ini membuat kami pasrah karena cuma kami bertiga saja yang nanti
buat tugas. Aku, Kevin dan Kris menyusuri jalan menuju rumah Kevin, masih agak
jauh sih, tapi aku sangat menikmati hal ini. Entah mengapa aku dan Kevin mulai
curiga dengan raut wajah Kris yang terlihat sedikit pucat.
“Hei
Kris! wajah kamu kenapa? Kok pucat begitu?” Tanyaku
sambil kebingungan.
“Hemm,
aku juga tidak tau kenapa, tapi kepala terasa pusing.”
Katanya sambil memegang kepalanya.
“Kalau
begitu kamu pulang saja kerumah, minta jemput sama supirmu saja, Kris. Daripada
nanti kepala kamu tambah pusing.” Kata kevin sambil
menatap kasihan kepada Kris.
“Baiklah,
tetapi bagaimana dengan kalian berdua? Masa hanya kalian berdua saja yang buat
tugas kelompok itu?” Balas Kris sambil memperlihatkan
ekspresi tidak enak kepada Kevin dan juga kepadaku.
“Tidak
apa-apa, aku dan kevin ikhlas kok Kris, daripada kamu nanti sakit.” Kataku sambil tersenyum.
“Maaf
ya kev dan adel, aku tidak membantu kalian.” Kata Kris.
“Iya
Kris.” Balasku dan Kevin.
Setelah
beberapa menit menunggu Kris dijemput, akhirnya Kris sudah bisa pulang.
Sekarang hanya ada aku dan Kevin. Selama di perjalanan kami ngobrol-ngobrol dan
aku terbahak-bahak mendengar cerita lucu dari kevin hingga tidak terasa kami
sudah sampai tujuan. Mungkin kami terlalu asyik mengobrol jadi tidak sadar
sudah sampai tujuan hahaha. Tapi jangan salah, cuma dengan aku saja kevin bisa
berbagi cerita lucu dan tertawa lepas seperti ini. Aku juga bingung kenapa dia
bisa begitu, hahaha. Mungkin dia nyaman dengan kehadiranku walaupun aku
termasuk teman barunya. Dan aku merasa sangat senang akan hal tersebut.
Kami
pun menuju ruang tengah untuk memulai belajar kelompok. Rumah kevin sangat
besar dan sangat kelihatan bahwa Kevin adalah anak orang kaya. Sudah kaya
pintar pula, sungguh beruntung dirimu. Namun, walaupun rumahnya sangat besar
didalamnya sangat sepi hanya ada aku, Kevin dan pembantunya. Ya, hanya kami
beritga. Sambil kami membuat tugas, aku bertanya sama dia tentang orang tuanya.
Dan disinilah semua isi pikiran yang berkecamuk di kepalaku selama ini terjawab
sudah. Kevin menceritakan semua tentang kedua orang tuanya dari awal sampai
akhir. Aku sangat terkejut dan tidak enak hati karena, ternyata Kevin adalah
anak “Broken Home” dan hal ini
yang membuat dirinya menjadi seperti saat dia disekolah yang pendiam, tidak
peduli dengan orang lain, dan bersifat dingin kepada semua orang. Namun,
sekarang aku sudah mengerti apa yang terjadinya dengannya. Aku terus membuat
tugas, walaupun sebenarnya aku hanya menulis dikertas kelompok dan kevin yang
mencari jawabannya hehehe. Sungguh aku sangat membenci pelajaran matematika dan
percuma jika dijelaskan aku tidak akan mengerti.Mungkin ini sudah takdirku yang
diberi dari Tuhan yang harus aku syukuri, hahaha.
Tanpa
aku sadari, Kevin selalu memperhatikanku saat menulis yang berhasil membuatku
salah tingkah. Entah kenapa tiba-tiba, jantungku berdebar-debar dan sulit untuk
dikontrol. Akupun berhenti menulis dan menatap Kevin. Aku sangat terkejut
karena, mata kami saling bertemu satu sama lain,yang mebuat kami langsung
mebuang muka dan merasa salah tingkah. Hal tersebut membuatku canggung yang mebuatku tidak nyaman dan seketika kevin
membuka mulutnya dan mengatakan sesuatu.
“Hem...
adel?” Tanya Kevin sambil ragu-ragu.
“Iya
kev, kenapa?” Tanyaku yang sangat penasaran.
“Hem...aku
cuma mau bilang terima kasih untuk semuanya, hehehe.”
Balas Kevin sambil tersenyum manis di hadapanku.
“
Ngomong-ngomong, terima kasih untuk apa kev?” Tanyaku
karena bingung.
“
Terima kasih, karena semenjak kamu ada dan aku mengenalmu. Aku sangat
bersyukur. Ya.. aku sangat beruntung bisa berteman denganmu yang mengerti
dengan situasiku dan membuat hari-hariku lebih bewarna dari sebelumnya. Aku
mohon padamu agar kamu jangan meninggalkanku dan tetap berada disini selamanya.” Kata Kevin yang memperlihatkan ekspresi serius.
“
Iya kev sama-sama, hehehe. Eh..
maksudnya apa? aku harus tetap berada disini selamanya? Bagiamana kalau
aku pindah sekolah lagi? Hahaha.” Balasku dengan
kebingungan yang membuatku curiga.
“Pokoknya
kamu harus tetap berada disini dan tidak boleh pindah sekolah lagi. Kamu harus
selalu ada disisiku karena Aku Mencintaimu, Adel!.”
Kata Kevin dengan yakin dan tersenyum kepadaku.
Sontak,
hal tersebut membuatku sangat terkejut dengan apa yang dia katakan. Aku hanya
bisa diam seribu bahasa dan sekarang detak jantungku sudah tidak karuan
dibuatnya. Aku sangat bingung. Apa aku juga mencintainya? Namun detak jantungku
semakin kencang saat dia mengguncang bahuku karena sejak tadi aku hanya bisa
diam kerena tidak percaya hal ini akan terjadi padaku.
“Apakah
kamu mau jadi pacarku, Adel?” Tanya Kevin dengan penuh
harapan.
“Hem...
iya Kevin, aku mau jadi pacar kamu dan aku juga sangat mencintaimu.” Balasku dengan sangat yakin.
“Sungguh?“ balas Kevin dengan ekspresi terkejut bercampur bahagia.
“iya
kev, ayo lanjutin tugasnya sudah mau selesai nih!“
Balasku, dengan mengalihkan pembicaraan.
“Ehh..
iya-iya.” Jawab Kevin sambil melanjutkan tugas tadi
yang belum terselesaikan.
15
menit kemudian......
Akhirnya
, aku selesai juga menulis hasil jawaban
dari Kevin untuk tugas kelompok. Saatnya aku pulang, karena hari sudah sore.
Aku dan Kevin segera membereskan buku-buku dan menuju halaman depan rumah
Kevin. Disaat aku mau pamit pulang, tiba-tiba Kevin memegang tanganku dan
berkata‘Aku sangat mencintaimu’
lalu memelukku dengan erat. Walaupun itu
membuatku terkejut, namun aku merasa nyaman seakan Kevin adalah seorang
pelindung bagiku.
Setelah
kami berpelukan, Kevin ingin mengantarku pulang. Aku menerima tawarannya dan
kami sekarang berada di dalam mobil. Selama diperjalanan kami hanya bisa
senyum-senyum bahagia, maklum baru jadian hahaha. Akhirnya kami sampai tujuan,
saat aku mau turun dari mobil, tiba-tiba Kevin memanggilku yang membuat
kepalaku menoleh kearahnya dan Dia mencium kening dengan lembut. Aku menjadi
salah tingkah dan tersipu malu.
“Aku
mencintaimu Adel tetap berada disisiku selamanya!“
Kata, Kevin dengan lantang dan tersenyum bahagia melihatku.
“Aku
juga mencintaimu Kevin!. Sampai jumpa, hati-hati dijalan ya?”
Balasku, dengan tersenyum bahagia kepadanya.
“ Terkadang cowok yang cuek
itu, bisa menjadi baik dan peduli kepadamu hanya karena dia menyukaimu.”
“ Dan jika kita dapat mengerti
hati seorang cowok yang membuatnya nyaman saat berada bersama kita, disaat
itulah cinta tiba-tiba datang. “
~ Adella Intan Pertiwi
Bused ini cerita asli nih, udh kek sinetron ftv di SCTV wkwk
ReplyDeleteBused ini cerita asli nih, udh kek sinetron ftv di SCTV wkwk
ReplyDeleteHehe, terima kasih udah mampir diblog saya :)
Delete